Perjuangan PGRI Adalah Bagi Bangsa

Perjuangan PGRI Tidak Hanya Bagi Kepentingan Guru Saja

"Perjuangan PGRI sebenarnya tidak semata-mata hanya untuk kepentingan guru. Akan tetapi yang lebih utama adalah kepentingan bangsa ini lewat pencapaian pendidikan nasional yang bermutu," jelas Ketua Umum PB PGRI Unifah Rosyidi , Sabtu (25/6).

Ditandaskan oleh beliau, kunci atau syarat untuk kemajuan bangsa ialah pendidikan yang bermutu dan berkualitas. Oleh karenanya, dibutuhkan perhatian serius dari seluruh elemen bangsa ini terhadap berbagai masalah dan hambatan yang menimpa dunia pendidikan kita.

Memang tidak bisa disangkal, selama ini sangat kompleks persoalan-persoalan yang dihadapi oleh pemerintah, termasuk di dalamnya adalah persoalan mengenai dunia pendidikan. Pengurus Besar PGRI, terang Unifah, sangat menyadari bahwa adalah hal yang sangat berat dan nyaris mustahil apabila pemerintah mampu untuk memecahkan segala permasalahannya itu sendirian. Karenanya, PGRI eksis sebagai mitra strategis yang secara kritis selalu menjaga dan mengawal mutu guru, mutu pendidikan, dan mutu para peserta pendidikan.

PGRI akan selalu siap mendukung setiap usaha pemerintah dalam memajukan guru, senantiasa mendorong para pendidik untuk terus fokus dalam meningkatkan kemampuan (uji kompetensi guru) demi menghasilkan mutu pendidikan yang tinggi. Harus dipahami bahwa kunci untuk menjadi bangsa yang maju terletak pada pendidikan yang bermutu dan kunci itu ada di tangan para guru (pendidik) di negara ini.

Tugas PGRI pula untuk senantiasa menstimulus guru agar memiliki kemampuan untuk memperbarui metode mengajar agar sesuai dengan kebutuhan, perkembangan ilmu, teknologi , dan informasi. Masih menurut beliau, PGRI, sangat menghargai pemerintah, dalam hal ini adalah Kemdikbud RI atas segala usaha dan perhatiannya dalam berbagai permasalahan yang dihadapi para guru. Namun begitu, kata beliau, masih sering ditemui fakta di lapangan seiring sejalan dengan terobosan dan kebijakan yang dilakukan oleh Mendikbud malah sering berbenturan dengan kebijakan yang berada di level bawahnya. Dan pada akhirnya, begitu banyak kebijakan tentang guru yang sangat teknis dan relatif sangat merugikan guru.

Berbagi :